Jakarta -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim kondisi pasar modal mulai bangkit secara perlahan setelah jatuh akibat pandemi covid-19.
Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan hal tersebut tampak dari sejumlah indikator, salah satunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga mencapai posisi di atas 5.000.
Sejak awal tahun (ytd), indeks saham tercatat koreksi 18,3 persen. Sementara itu, posisi terendah indeks saham, yaitu 3.937 atau turun 37,5 persen pada 24 Maret lalu.
"Volatilitas mereda dengan IHSG kembali bergerak stabil di level di atas 5.000," ujarnya, Senin (10/8).
Selain itu, ia menuturkan aliran modal asing (capital outflow) pun terpantau menurun baik di saham maupun Surat Berharga Negara (SBN).
Data OJK menunjukkan capital outflow mulai mengalir deras sejak Maret, tepatnya Rp5,59 triliun pada 20 Maret dan mencapai puncak tertingginya pada 20 April Rp8,82 triliun pada April.
Lalu, arus modal asing mulai berkurang di 20 Mei menjadi Rp8,03 triliun. Satu bulan selanjutnya, yakni pada 20 Juni arus modal asing kembali turun menjadi Rp4,54 triliun.
Sedangkan posisi per 7 Agustus 2020 lalu, arus modal asing tercatat Rp3,29 triliun. "Capital outflow pun terpantau menurun, dan pasar obligasi mulai kembali menguat," imbu Wimboh.
Namun, ia mengakui jika industri pasar modal masih dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah ke depannya. Sebab, pandemi covid-19 menjadikan perekonomian global penuh ketidakpastian.
"Pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial akibat penyebaran covid-19 ini menciptakan tantangan tersendiri terutama dalam menjalankan aktivitas bisnis," jelasnya.
Sumber : cnnindonesia.com