PBB Sebut Militan Makin Gencar Serang Sekolah Afghanistan
08 Juni 2019, 09:00:05 Dilihat: 585x

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan Anak (UNICEF) melaporkan serangan oleh kelompok bersenjata terhadap sekolah-sekolah di Afghanistan meningkat. Aksi kekerasan terhadap lembaga pendidikan meningkat tiga kali lipat pada 2018 lalu jika dibandingkan tahun sebelumnya.
UNICEF memaparkan terdapat 68 serangan yang menargetkan sekolah di Afghanistan pada 2017 lalu. Jumlah itu meningkat menjadi 192 serangan pada 2018.
"Pendidikan Afghanistan sedang di bawah tekanan saat ini. Serangan tak masuk akal terhadap sekolah, pembunuhan serta penculikan guru, hingga ancaman terhadap lembaga pendidikan menghancurkan harapan dan impian generasi muda Afghanistan," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, melalui sebuah pernyataan, Selasa (28/5).
Gedung-gedung sekolah yang dijadikan tempat aktivitas politik seperti tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan parlemen menjadi salah satu faktor peningkatan jumlah serangan terhadap fasilitas pendidikan dalam setahun terakhir.
Selain itu, perang sipil yang berkepanjangan juga menjadi salah satu penyebab tingginya serangan terhadap sekolah-sekolah di Afghanistan.
Berdasarkan data PBB, sebanyak 3.084 warga sipil, termasuk lebih dari 900 anak, tewas dan 7.189 orang lainya terluka selama 2018 lalu.
April lalu, sekelompok bersenjata meledakkan sekolah khusus perempuan di provinsi Farah Barat. Pada awal bulan ini, seorang guru sekolah di Provinsi Faryab utara juga tewas terbunuh.
Peningkatan jumlah serangan di sekolah-sekolah semakin membatasi akses pendidikan bagi anak-anak di Afghanistan, ketika stabilitas dan keamanan negara masih buruk akibat perang sipil yang telah berlangsung selama 18 tahun terakhir.
UNICEF menuturkan lebih dari 1.000 sekolah ditutup pada 2018. Penutupan tersebut setidaknya merampas hak 500 ribu anak untuk belajar.
Dilansir AFP, badan PBB tersebut memaparkan sekitar 3,7 juta anak-anak usia 7-17 tahun tidak bersekolah di Afghanistan.
Besarnya angka tersebut dikaitkan pada tingkat kemiskinan dan diskriminasi terhadap anak perempuan yang masih tinggi di Afghanistan.
Kelompok militan Taliban, salah satu pihak yang berperang di Afghanistan, sempat melarang akses pendidikan bagi anak perempuan ketika mereka berkuasa pada 1996-2001 lalu.
Setelah pemerintahan Taliban berhasil digulingkan oleh invasi Amerika Serikat, jutaan anak perempuan mulai kembali ke sekolah. Namun, hal ini juga menjadi kekhawatiran bagi masa depan Afghanistan, jika perdamaian antara AS dan Taliban tercapai. Sebab, penduduk Afghanistan masih belum yakin Taliban akan berubah menjadi lebih moderat.
Sumber: CnnIndonesia
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.