Trump Bersedia Jejakkan Kaki di Korut dengan Kim Jong-un
03 Juli 2019, 09:00:01 Dilihat: 621x
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku bersedia menjejakkan kaki di Korea Utara jika pertemuannya dengan Kim Jong-un di perbatasan dengan Korea Selatan benar-benar terwujud.
"Tentu saya mau, saya mau. Saya akan sangat nyaman melakukan itu. Saya tak masalah," ujar Trump menjawab wartawan yang menanyakan kemungkinan sang presiden melewati zona demiliterisasi (DMZ) tersebut.
Pernyataan ini dilontarkan tak lama setelah Trump mengajak Kim bertemu di DMZ pada akhir pekan depan, bertepatan dengan kunjungan sang Presiden AS ke Korsel.
"Setelah sejumlah pertemuan penting, termasuk dengan Presiden China, Xi, saya akan bertolak ke Jepang kemudian ke Korea Selatan (dengan Presiden Moon)," kicau Trump.
Melanjutkan kicauannya, Trump menulis, "Jika Kim Pemimpin Korea Utara melihat ini, saya akan menemuinya di DMZ hanya untuk menjabat tangannya dan mengatakan Halo (?)!"
Namun, saat ditanya kembali oleh wartawan di sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Trump mengaku mengetahui keberadaan Kim saat ini.
"Kami akan berada di sana dan saya tidak tahu di mana dia sekarang. Dia mungkin sedang tidak berada di Korea Utara. Jika dia di sana, kami akan bertemu selama dua menit, itu saja yang bisa dilakukan, tapi itu akan baik-baik saja," ucapnya.
Korut sendiri menganggap undangan Trump ini menarik, tapi mereka belum menerima permintaan resmi dari AS.
"Kami melihatnya sebagai undangan yang sangat menarik, tetapi kami belum menerima proposal resmi mengenai hal ini," tulis kantor berita KCNA mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui.
"Saya berpandangan bahwa jika pertemuan puncak Korut-AS berlangsung di garis pemisah, seperti yang dimaksudkan oleh Presiden Trump, itu akan berfungsi sebagai kesempatan lain yang berarti lebih memperdalam hubungan pribadi antara kedua pemimpin dan memajukan hubungan bilateral."
Trump dan Kim memang dilaporkan masih menjalin hubungan baik meski perundingan denuklirisasi kedua negara mandek.
Mereka bahkan saling balas hingga 12 surat sejak tahun lalu, setelah pertemuan pertama mereka di Singapura.
Pada pertemuan pertama itu, Kim dan Trump sebenarnya sangat antusias hingga berhasil meneken satu kesepakatan menuju "denuklirisasi penuh" di Semenanjung Korea.
Asa denuklirisasi itu sempat tinggi, tapi kemudian turun karena ternyata ada perbedaan definisi "denuklirisasi" dari masing-masing pihak.
Setelah naik turun hubungan, Trump dan Kim akhirnya bertemu untuk kedua kalinya di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu. Namun, Trump dan Kim keluar dari ruang pertemuan tanpa kesepakatan apa pun.
Sejak saat itu, Korut terus berulah hingga akhirnya kembali menguji coba rudal mereka pada bulan lalu. Namun, Trump tetap menyimpan asa denuklirisasi dan selalu menanggapi tenang ancaman Korut.
Sumber: CnnIndonesia