ASEAN Disebut Lambat Tangani Krisis Rohingya
07 Agustus 2019, 09:00:05 Dilihat: 585x

Tim pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar menyatakan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) sangat lambat menangani krisis kemanusiaan yang menargetkan Rohingya dan etnis minoritas lainnya. Hal itu dianggap memperburuk situasi krisis yang terjadi.

Ketua tim pencari fakta PBB untuk Myanmar, Marzuki Darusman, mengungkapkan tim penilai ASEAN yang ditugaskan untuk menelaah krisis Rohingya tidak menghasilkan apa-apa. Padahal tim itu dibentuk oleh ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) yang dirilis Juni lalu.
"(ASEAN) sudah sangat lambat (menangani krisis Rohingya). ASEAN mungkin belum memahami konsekuensi akhir dari membiarkan masalah ini terus berlanjut," kata Marzuki dalam jumpa pers di kantor perwakilan PBB di Jakarta, Senin (5/8).
"Dengan berat hati, kami harus sampaikan juga bahwa laporan (ASEAN) terpecah (tidak komprehensif). Kami memahami bahwa ini adalah penilaian awal oleh AHA Centre, tapi jelas banyak harapan bertumpu pada ASEAN untuk bisa melanjutkan ini lebih dalam lagi," paparnya menambahkan.
Menurut Marzuki, ASEAN sebagai kawasan terdekat seharusnya bisa lebih tegas lagi mendesak Myanmar menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya dan minoritas lainnya secara inklusif. Dia menganggap pelanggaran hak asasi manusia serupa bisa terjadi di negara Asia Tenggara lainnya jika ASEAN terus `bungkam` terkait tragedi kemanusiaan di Myanmar.
"Kesimpulan adanya tim pencari fakta ini adalah untuk memecah kebisuan karena kami percaya genosida terjadi di Myanmar dan ini harus dibuktikan di depan hukum. Tanggung jawab 10 negara ASEAN saat ini adalah untuk mengimplementasikan prinsip penegakan HAM," kata Marzuki. "Krisis ini bisa bisa memicu efek domino terhadap kelompok etnis minoritas di negara Asia Tenggara lainnya, di mana para pelaku bisa bebas dari segala tindakan dan pelanggarannya" ucapnya menambahkan.
Myanmar terus menjadi sorotan setelah angkatan bersenjata dan kelompok radikal setempat diduga melakukan persekusi, pengusiran, hingga pembunuhan massal yang menargetkan etnis Rohingya dan minoritas lainnya di Rakhine. Kekerasan itu kembali memburuk sekitar Agustus 2017 lalu.
Kekerasan dipicu oleh penyerangan sejumlah pos polisi oleh kelompok militan di Rakhine. Alih-alih menangkap para pelaku, militer Myanmar diduga mengusir, menyiksa, hingga membunuh etnis Rohingya.
Sejak itu, sedikitnya 700 ribu Rohingya lari ke perbatasan Bangladesh untuk mencari perlindungan. Meski Myanmar mengklaim telah menahan sejumlah tentara terkait hal ini, kekerasan terhadap Rohingya disebut masih terjadi hingga saat ini.
Dalam laporan terbarunya yang dirilis hari ini di Jenewa, Marzuki dan rekan-rekan menyatakan militer Myanmar masih menikmati bantuan dari sejumlah perusahaan asing dan negara di tengah tuduhan pelanggaran HAM ini. Tujuh negara Eropa dan Asia bahkan dinilai masih tetap memasok senjata bagi militer Myanmar.
"Pendapatan yang diperoleh militer dari transaksi bisnis domestik dan asing secara substansial meningkatkan kemampuannya untuk melakukan pelanggaran berat HAM dengan impunitas," kata Marzuki.
Bagi Marzuki dan timnya, laporan ini untuk pertama kalinya merinci sejauh mana militer Myanmar memanfaatkan bisnis negara, kerja sama dengan perusahaan asing, hingga kesepakatan senjata dengan negara lain untuk "mendukung operasi brutal terhadap kelompok etnis" minoritas.

Sumber: CnnIndonesia
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.