Abiy Ahmed, Mantan Intel Peraih Nobel
12 Oktober 2019, 09:00:13 Dilihat: 659x

Anugerah Nobel Perdamaian 2019 diraih oleh Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed. Komite Nobel menganggap dia adalah tokoh politik yang berhasil meredam konflik berdarah terkait sengketa perbatasan dengan Eritrea yang telah berlangsung selama dua dekade.

Seperti dikutip CNNIndonesia.com dari berbagai sumber, Abiy lahir pada 15 Agustus 1976. Ayahnya adalah seorang etnis Oromo beragama Islam bernama Ahmed Ali, dan ibunya, Tezeta Wolde, berasal dari etnis Amhara yang memeluk Kristen Orthodox.
Nama kecilnya adalah Abiyot yang berarti revolusi. Sebab ayahnya terinspirasi Revolusi Derg pada 1974, yang membuat Ethiopia dipimpin rezim junta beraliran Marxis-Leninis hingga 1984.
Setelah beranjak menjadi pemuda, Abiy memutuskan angkat senjata dan berjuang bersama Partai Demokratik Oromo (ODP) melawan junta yang dipimpin Mengistu Haile Mariam.
Karena kemampuannya dalam berbahasa etnis Tigranya yang menjadi inti pasukan pemberontak, karir militernya lantas moncer. Setelah rezim junta kalah, Abiy memutuskan mengikuti pendidikan militer formal.
Abiy lantas berdinas di Angkatan Darat dan kemudian ditempatkan di kesatuan intelijen. Dia juga terlibat dalam misi Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Rwanda (UNAMIR) setelah insiden pembantaian etnis di negara itu pada 1995.
Tiga tahun kemudian, Abiy terlibat dalam perang antara Eritrea dan Ethiopia hingga 2000. Tugasnya adalah mengidentifikasi posisi pasukan Eritrea.
Setelah itu, Abiy dipanggil pulang untuk bertugas di kampung halamannya di Beshasha, yang saat itu tengah dirundung pertikaian antarpemeluk agama Islam dan Kristen. Konflik itu merenggut korban jiwa.
Abiy lantas meredam konflik itu dengan cara membentuk jejaring dialog antarumat beragama dan mendekati para sesepuh ulama dan pendeta setempat. Alhasil, konflik itu berangsur-angsur mereda.
Pada 2008, Abiy kemudian mendirikan lembaga Agensi Jaringan Informasi Keamanan Ethiopia (INSA). Namun, dua tahun kemudian dia memutuskan melepas jabatannya dan terjun ke politik. Abiy memulai karir politik dengan menjadi anggota parlemen. Pada 2015, dia ditunjuk menjadi Menteri Sains dan Teknologi, dan ikut turun tangan memerangi pencaplokan tanah.
Pada April 2018, Abiy terpilih menjadi Perdana Menteri Ethiopia mengalahkan pesaing terdekatnya, Demeke Mekonnen. Demeke lantas diangkat menjadi wakil perdana menteri.
Saat menjabat, Abiy mengambil langkah mengejutkan dengan melakukan perjanjian damai dengan Eritrea. Dia juga memutuskan membebaskan ribuan tahanan politik.
Dia juga meminta sejumlah warga dan entitas Ethiopia yang diburu akibat aktivitas politik di masa lalu supaya kembali. Abiy lantas mengajukan usul kepada parlemen untuk merancang revisi sistem negara bagian berdasarkan etnis, yang selama ini membuat perselisihan antarsuku sangat tajam di Ethiopia.
Di bidang ekonomi, Abiy menerapkan kebijakan yang liberal. Yakni menjual saham sejumlah perusahaan negara kepada pihak swasta.
Walau demikian, kondisi internal Ethiopia masih bergejolak sampai saat ini. Pemicunya adalah sentimen antaretnis yang tetap tinggi.

Sumber: CnnIndonesia
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.