Hibur Saat Lockdown, Polisi Andorra Menari Baby Shark
03 April 2020, 09:00:05 Dilihat: 741x
Jakarta Kepolisian Andorra, negara kecil di perbatasan Prancis dan Spanyol, melakukan tarian Baby Shark di tengah jalan perumahan warga. Aksi para polisi ini dilakukan untuk menghibur anak-anak selama masa pembatasan wilayah (lockdown) untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Video yang diunggah akun Twitter pemerintah lokal distrik perkotaan Escaldes Engordany memperlihatkan sekelompok petugas kepolisian memutar lagu anak terkenal Baby Shark dari masing-masing kendaraan.
Para polisi itu pun melakukan tarian khas lagu tersebut dengan kompak di tengah jalanan daerah dekat dengan ibu kota Andorra la Vella itu.
Melansir the Independent, para polisi itu ingin menghibur anak-anak yang masih terjebak karantina mandiri bersama keluarga mereka di rumah masing-masing sejak sekitar dua pekan terakhir.
Selain itu, pihak berwenang juga menuturkan tarian itu dilakukan sebagai ucapan terima kasih kepada warga karena berdiam diri di rumah.
"Para petugas kepolisian selalu berupaya melakukan pekerjaan yang terbaik dengan baik, tekun, profesional, dan dengan sukacita," ucap otoritas lokal Escaldes-Engordany di Twitter.
"Sedikit musik di antara mengantarkan makanan bagi warga di panti jompo dan mengawasi warga lainnya," kata akun itu menambahkan.
Para warga dan anak-anak yang tinggal di blok apartemen tersebut terlihat menikmati penampilan para polisi tersebut dari masing-masing jendela dan balkon mereka sambil bertepuk tangan.
Video tersebut banyak menghibur dan memicu respons positif dari banyak netizen. Banyak netizen yang mengapresiasi upaya positif para polisi itu di tengah situasi yang tidak menentu ini.
"Kepolisian Andorra berhasil memperbaiki suasana di saat gelap ini. Kami butuh sedikit cahaya dan mereka (polisi Andorra) telah melakukannya denga baik," komentar seorang netizen.
"Polisi Andorra menghibur warga di karantina dengan menari Baby Shark. Di masa sulit ini, humor yang sehat sedikit banyak membantu," tambah netizen lainnya.
Per Selasa (31/3), kasus virus corona di Andorra, negara dengan 77.265 penduduk, tercatat telah mencapai 370 pasien dengan delapan korban meninggal.
Sejak 16 Maret lalu, pemerintah Andorra telah memerintahkan penutupan seluruh toko dan membatalkan seluruh acara publik demi mencegah penularan virus corona memburuk. Perdana Menteri Xavier Espot Zamora juga telah menerapkan aturan menjaga jarak interaksi antar-warga (social distancing).
Sumber : cnnindonesia.com