Jepang Berhasil Tekan Corona Tanpa Kebijakan Ketat
27 Mei 2020, 09:00:51 Dilihat: 365x

Jakarta, -- Jepang resmi mencabut status darurat nasional pandemi Covid-19 setelah berhasil meratakan kurva penyebaran virus corona, Senin (25/5).
Jepang berhasil meraih capaian tersebut meski tidak menerapkan kebijakan ketat yang umumnya dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Hanya pembatasan tanpa hukuman atau sanksi tegas bagi setiap pelanggar.
Pada April lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe memutuskan memperluas status darurat nasional setelah melihat kasus Covid-19 kembali melonjak signifikan. Dengan status darurat itu, warga hanya diimbau melakukan karantina mandiri dan berdiam di rumah.
Status darurat di Jepang juga tidak mengikat warga sehingga masih memungkinkan melakukan perjalanan, termasuk bekerja di kantor meski jam kerjanya dikurangi.
Banyak pihak menyangsikan kemampuan Jepang melawan virus karena jumlah populasi manula yang tinggi serta kepadatan penduduk di Tokyo. Selain itu ada pula gambaran pekerja-pekerja yang berjejal di kereta komuter.
Jepang tidak melakukan pengujian virus secara massal layaknya negara lain yang sukses menekan penularan seperti China dan Korea Selatan. Rumah sakit di Jepang hanya akan memeriksa orang yang bergejala.
Jepang disorot karena terhitung negara dengan angka pengecekan Covid-19 yang rendah, sekitar 270 ribu. Angka itu menjadi tingkat per kapita terendah dalam kelompok tujuh negara maju menurut Worldometer.
Pemerintah Jepang bersikeras bahwa pengujian massal tidak pernah menjadi bagian dalam rencana penanganan pandemi mereka.
Namun pengujian ditingkatkan dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran akan peluang terjadinya gelombang baru yang bisa membuyarkan rencana sebelumnya.
Dengan kondisi itu, Jepang nyatanya mampu menekan penyebaran dengan 16.581 kasus corona dan 830 kematian.
PM Abe memuji keberhasilan Jepang dalam melandaikan kurva kasus virus corona Covid-19. Menurut dia negara tersebut mampu menunjukkan kekuatan yang disebut gaya Jepang.
Namun dia memperingatkan masyarakat harus mengadaptasi diri ke kehidupan "new normal" dan tetap menghindari "3 C" yaitu closed space atau ruang tertutup, crowded place atau ruang ramai, dan close contact atau kontak jarak dekat.
"Bila kita melonggarkan perlindungan, infeksi akan menyebar amat cepat. Kita perlu waspada," kata Abe dikutip dari AFP.
"Kita perlu menciptakan gaya hidup baru, mulai saat ini kita perlu mengganti cara pikir kita."
Belum ada da alasan pasti mengapa virus corona tidak menghantam parah Jepang, tidak seperti negara selevel dengannya di dunia.
Sejumlah dugaan seperti kebiasaan masyarakat Jepang disebut menguntungkan dalam mencegah penyebaran pandemi, seperti kebiasaan higienis melepas sepatu kala masuk ruangan, dan menundukkan badan sebagai bentuk salam daripada berjabat tangan atau berciuman. Selain itu, Jepang dinilai memiliki sistem kesehatan yang amat baik.
Namun para analis sepakat kebiasaan tersebut tidak bisa dijadikan patokan parameter keberhasilan Jepang.
Profesor Kebijakan Publik di Universitas Hokkaido Kazuto Suzuki mengungkapkan Jepang melakukan pendekatan berbasis klaster yang ternyata dinilai berhasil memutus rantai penyebaran corona.
Menurut dia, pendekatan berbasis klaster ini dikondisikan pada lingkungan di mana hanya ada beberapa orang yang terinfeksi dan klaster terdeteksi pada tahap awal.
"Pada bulan Februari, ketika penyebaran infeksi diamati di Hokkaido, pendekatan berbasis klaster diadopsi. Akibatnya, Hokkaido berhasil menahan wabah," kata dia melalui kolom yang ditulis di Japan Times, (28/4) lalu.
Suzuki menyatakan model Jepang didasarkan pada kondisi geografis dan sosial di negara tersebut dan tidak selalu berhasil diterapkan di negara lain.
"Pendekatan serupa diambil oleh Korea Selatan dan Singapura dengan sistem pelacakan pribadi yang lebih canggih, yang meningkatkan masalah privasi. Tapi Jepang memperkenalkan sistemnya sendiri," ujarnya.
Tokyo tercatat mengalami penurunan kasus infeksi dalam beberapa pekan terakhir. Tokyo melaporkan 14 kasus baru pada hari Minggu (24/5), tertinggi sejak 16 Mei, setelah hanya dua kasus yang dikonfirmasi pada Sabtu sebelumnya. Total untuk tujuh hari terakhir adalah 50 kasus baru.
Landainya penambahan kasus membuat Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura membuka mobilitas warga di Jepang.
Namun, Nishimura menegaskan pemerintah masih terus memperketat pengawasan dan penanganan penularan Covid-19 sembari menyeimbangkan upaya pencegahan serta dampak terhadap kegiatan ekonomi.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.