Rumah Sakit Jerman Benarkan Tokoh Oposisi Rusia Diracun
25 Agustus 2020, 09:00:44 Dilihat: 367x
Jakarta -- Rumah sakit Jerman yang merawat tokoh oposisi Rusia, Alexey Navalny, membenarkan dugaan bahwa advokat itu koma akibat diracun.
Seperti dilansir CNN, Selasa (25/8), Rumah sakit charite di Jerman menyatakan navalny mengalami keracunan zat kelompok penghambat kolinesterase.
Mereka menyatakan sampai saat ini Navalny masih dalam kondisi koma, dan dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
"Kesehatannya dalam kondisi serius, tetapi saat ini hal itu tidak membahayakan nyawanya," demikian pernyataan yang disampaikan RS Charite.
Pihak rumah sakit sampai saat ini belum mengetahui jenis zat yang digunakan untuk meracun Navalny. Pihak rumah sakit memberikan atropine sebagai penawar racun kepada Navalny.
Penghambat kolinesterase secara umum dikenal untuk mengobati pengidap demensia. Zat itu juga ditemukan di pembasmi hama (pestisida) dan zat saraf untuk senjata kimia, seperti gas sarin dan Novichok.
Zat Novichok digunakan untuk meracun mantan agen mata-mata Rusia, Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris pada 2018.
Zat itu bisa memperlambat denyut jantung dan meracuni otak.
Menanggapi hal itu, Diplomat Uni Eropa, Josep Borrell, mendesak untuk menyelidiki kejadian yang dialami Navalny.
"Uni Eropa sangat mengecam upaya pembunuhan terhadap Navalny. Sudah seharusnya pemerintah Rusia menggelar penyelidikan terbuka dan mandiri atas dugaan meracuni Navalny," demikian isi Perwakilan Tinggi Urusan Luar Negeri Uni Eropa.
Navalny diduga diracun dalam perjalanan menggunakan pesawat dari kota Tomsk, Siberia, menuju Moskow.
Di atas pesawat, Navalny mengeluh tidak enak badan dan pingsan. Pesawat lantas mendarat darurat di Omsk dan Navalny dibawa ke rumah sakit terdekat.
Dokter di Omsk menyatakan tidak menemukan jejak racun di tubuh Navalny. Dia lantas diterbangkan pada Sabtu pekan lalu ke Jerman untuk diobati.
Menurut juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, rekannya hanya meminum segelas teh hangat di bandara sebelum terbang.
Navalny adalah salah satu tokoh yang kerap melontarkan kritik tajam kepada pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Dia menuduh pemerintah Rusia sarat korupsi dan menuntut pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil.
Sepanjang sepak terjangnya, Navalny beberapa kali ditangkap. Dia bahkan pernah diculik dan dibuang ke Siberia.
Sumber : cnnindonesia.com