Rusia dan Iran Kompak Kecam AS karena Sanksi Turki
18 Desember 2020, 09:00:00 Dilihat: 383x
Jakarta -- Rusia dan Iran mengecam sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Turki atas pembelian sistem rudal S-400.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut sanksi itu menunjukkan sikap arogansi AS.
"Ini, tentu saja, perwujudan lain dari sikap arogan terhadap hukum internasional, manifestasi dari tindakan koersif sepihak tidak sah yang digunakan Amerika Serikat selama puluhan tahun, kiri dan kanan," kata Lavrov, Senin (14/12) seperti dikutip dari AFP
Menurut dia sanksi itu tidak serta merta menambah kredibilitas AS di panggung internasional, termasuk di bidang kerja sama teknologi-militer.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan sanksi AS terhadap Turki atas pembelian sistem pertahanan udara buatan Rusia itu sama saja menghina hukum internasional.
"Kami mengutuk keras sanksi AS terhadap Turki dan mendukung rakyat dan pemerintahnya," kata Javad Zarif di Twitter.
Dia mengatakan langkah terhadap Ankara menunjukkan betapa cepatnya Washington menggunakan sanksi.
"Kecanduan AS terhadap sanksi dan penghinaan terhadap hukum internasional kembali ditampilkan secara penuh," katanya.
AS menjatuhkan sanksi kepada badan pengadaan militer Turki pada Senin sebagai hukuman karena mereka melanjutkan pembelian sistem rudal S-400 buatan Rusia.
Turki nekat tetap melakukan pembelian meski AS berulangkali mengeluarkan kecaman dan peringatan sanksi. Turki dijerat sanksi AS berdasarkan Countering Americas Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).
Aturan itu dibuat khusus untuk menjatuhkan sanksi kepada negara yang mempunyai kerja sama pertahanan atau ekonomi dengan musuh AS seperti Rusia, Iran serta Korea Utara.
Lewat sanksi tersebut, Washington melarang semua lisensi ekspor AS dan kredit pinjaman untuk badan pengadaan militer Ankara. AS juga membatasi visa pemimpin badan itu, Ismail Demir dan membekukan asetnya.
Pembelian S-400 memang menjadi polemik dalam hubungan AS dan Turki. Pejabat AS menganggap pembelian sistem pertahanan rudal ini "sangat problematik" karena dapat berdampak pada program kerja sama kedua negara.
AS dan negara-negara anggota NATO khawatir sistem radar dalam S-400 dapat melacak jet F-35 sehingga nantinya akan sulit menghindari senjata Rusia.
Namun, Turki menganggap klaim AS bahwa sistem S-400 akan membahayakan sistem NATO tidak berdasar.
Turki mengaku telah berulang kali mengusulkan untuk menangani masalah tersebut secara obyektif, realistis, dan tidak bias secara politik melalui kelompok kerja dengan partisipasi NATO.
Sumber cnnindonesia.com