Menantu Trump Terbang Langsung Perdana dari Israel ke Maroko
25 Desember 2020, 09:00:00 Dilihat: 393x
Jakarta -- Penerbangan langsung perdana rute Maroko-Israel dilakukan oleh Penasihat Kepresidenan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Jared Kushner.
Hal itu dinilai sebagai wujud normalisasi hubungan diplomatik antara kedua negara yang disepakati baru-baru ini.
Dilansir Al-Monitor, Rabu (23/12), penerbangan langsung itu dilakukan dari Tel Aviv, Israel, menuju Rabat, Maroko, pada Selasa (22/12) kemarin.
Ini adalah penerbangan langsung perdana di antara kedua negara, sejak Maroko dan Israel sepakat membuka hubungan diplomatik pada 10 Maret lalu.
Dalam kunjungannya, Kushner yang juga menantu Presiden AS, Donald Trump, memimpin rombongan dari AS untuk menandatangani sejumlah kesepakatan antara Maroko dan Israel.
Amerika Serikat menjadi penengah dalam negosiasi normalisasi itu. Kunjungan Kushner itu juga menjadi pernyataan politik terkait diplomasi luar negeri AS di Timur Tengah, beberapa pekan sebelum Presiden terpilih AS, Joe Biden, dilantik pada 21 Januari 2021 mendatang.
Maroko menjadi negara ketiga di kawasan Timur Tengah yang membuka hubungan dengan Israel, setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan.
AS membujuk Maroko mau membuka hubungan dengan Israel dengan imbalan akan mengakui kedaulatan negara itu atas kawasan Sahara Barat.
Hal itu memicu reaksi keras dari kelompok separatis Front Polisario, yang didukung Aljazair, yang saat ini mengklaim kepemilikan wilayah Sahara Barat yang sempat menjadi wilayah jajahan Spanyol.
Raja Maroko, Muhammad VI, menyatakan meski mereka membuka hubungan dengan Israel, tetapi dia berjanji akan tetao memperjuangkan rakyat Palestina.
Maroko sempat membuka kantor penghubung di Tel Aviv pada 1996, tetapi empat tahun kemudian ditutup karena mereka menyatakan solidaritas terhadap gerakan perjuangan Palestina (intifada) gelombang kedua.
Meski begitu, Maroko dan Israel dilaporkan menjalin hubungan secara diam-diam. Dalam Perang Enam Hari 1967, Maroko dilaporkan membantu memasok informasi intelijen kepada Israel.
Sebagai balas jasa, Israel membantu Maroko dalam peperangan untuk merebut gurun Sahara dari tangan Front Polisario. Maroko juga disebut turut memuluskan proses perdamaian antara Mesir dan Israel.
Maroko juga menjadi negara yang memiliki jumlah penduduk etnis Yahudi terbesar di Afrika Utara. Jumlah itu semakin bertambah ketika kerajaan Spanyol mengusir etnis Yahudi pada 1492.
Akan tetapi, banyak etnis Yahudi di Maroko yang memutuskan pindah ketika negara Israel berdiri pada 1948.
Saat ini tersisa sekitar 3.000 etnis Yahudi di Maroko yang bermukim di wilayah Casablanca.
Sumber cnnindonesia.com