Menlu Sebut Ketua Kerja Sama Vaksin Covid Covax PR Besar RI
14 Januari 2021, 09:00:00 Dilihat: 373x
Jakarta -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menuturkan Indonesia memiliki tanggung jawab besar setelah terpilih sebagai salah satu ketua program kerja sama vaksin corona Covax Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group (AMCEG) pada Selasa (12/1).
Menurut Retno dengan jabatan ketua Covax AMC-EG, Indonesia harus bisa memastikan terwujudnya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara, tak terkecuali negara kecil dan berkembang.
"Tentunya target ini bukan merupakan hal yang mudah untuk dijalankan, baik dari sisi resources yang tersedia sampai kesiapan semua negara dalam menerima vaksin-vaksin tersebut," kata Retno dalam jumpa pers virtual pada Rabu (13/1).
Retno menuturkan Indonesia menerima suara tertinggi dari negara anggota. Dalam pemungutan suara yang dilakukan di Jenewa pada 8 Januari lalu, Indonesia memperoleh suara terbanyak yakni 41 persen.
Retno memaparkan suara terbanyak kedua diperoleh oleh Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse. Selain Indonesia dan Ethiopia, Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Karina Gould, juga terpilih menjadi co-chair Covax AMC-EG mewakili negara donor.
"Ini merupakan wujud dari kepercayaan dunia internasional terutama negara berkembang kepada Indonesia. Kedua, ini merupakan tanggung jawab besar Indonesia bagi terwujudnya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Tanggung jawab besar ini harus ditunaikan sebaik mungkin," ujar Retno.
Kerja sama vaksin corona Covax AMC-EG merupakan forum antara negara AMC dengan negara-negara donor untuk pengadaan dan distribusi vaksin bagi negara AMC. Forum ini diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Covax adalah mekanisme yang dirancang untuk menjamin ketersediaan akses vaksin Covid-19 di seluruh dunia secara cepat, adil, dan setimpal.
Setidaknya ada 75 negara bersedia bergabung dengan fasilitas Covax untuk mendukung percepatan dan perkembangan vaksin Covid-19.
Covax dibentuk untuk mempercepat pengembangan dan pembuatan vaksin Covid-19 serta mendistribusikan vaksin secara merata ke seluruh dunia.
Dalam jumpa pers yang sama, Retno juga mengatakan bahwa pengadaan vaksin corona melalui jalur multilateral bisa dipercepat.
Menurut komunikasi dengan WHO dan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI), vaksin multilateral kemungkinan besar sudah tersedia pada kuartal II 2021.
"Kita melihat adanya tren kemajuan, dalam artian jika di awal-awal vaksin melalui track multilateral ini kemungkinan besar baru tersedia di Q3 atau Q4, maka dalam komunikasi kita terakhir-terakhir ini, vaksin multilateral kemungkinan besar sudah tersedia pada Q2 2021," kata Retno.
"Target Ini kemungkinan juga masih bisa maju lagi. Situasi sangat dinamis," kata dia.
Sejauh ini, Indonesia diharapkan bisa mendapatkan minimal 54 juta dosis vaksin gratis multilateral dari GAVI. Jutaan dosis vaksin itu diperkirakan berasal dari Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Novavax.
Sumber cnnindonesia.com